Sunday, 11 January 2009

Keuntungan Fantastis, Modus Penjualan Organ Tubuh Semakin Beragam


Jkt, 11/o1 --- Berbagai cara dilakukan para mafia jual-beli organ tubuh untuk mendapatkan keuntungan. Modus yang digunakan pun semakin beragam. Hal ini dipicu oleh keuntungan fantastis yang bisa didapatkan untuk penjualan sebuah organ tubuh manusia.

Menurut Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Meutia Hatta, Kamis (9/01) di Jakarta, modus penjualan organ tubuh semakin beragam dewasa ini. Ia menuturkan salah satunya adalah motif pencurian organ tubuh lewat adopsi.

Hal ini terkait dengan praktek jual-beli bayi yang marak terjadi. Bayi-bayi itu dijual dengan harga Rp 3 juta-Rp 5 juta rupiah. Oleh si pembeli, bayi-bayi tersebut dipelihara hingga berusia tujuh tahun. Setelah beranjak remaja, kemudian mereka dibunuh dan organnya dijual hingga ratusan juta rupiah.

Data Lembaga Cegah Kriminal Indonesia (LCKI) mengungkapkan Kejahatan terhadap anak Indonesia meningkat menjadi nomor tiga di dunia. “Kalau kita mendiamkannya, maka kita membiarkan masa depan bangsa ini hancur di tangan sindikat kriminalitas pada anak-anak,” kata ketua LCKI Da’I Bachtiar. Selain itu Ia menyebutkan para mafia jual-beli organ tubuh juga menggunakan motif memanfaatkan organ tubuh tenaga kerja Indonesia (TKI) yang meninggal di luar negeri.

Data Jurnal kesehatan The Lancet menyebutkan, harga ginjal di pasaran mencapai US$ 15.000. Sepotong hati manusia dihargai US$ 130.000, sama dengan harga sebuah jantung. Sedangkan harga paru-paru bisa mencapai US$ 150.000.

Tinggi rendahnya harga organ tubuh manusia bergantung pada jumlah permintaan. Makin besar permintaan, maka makin melambung pula harganya. (Meilody)

No comments: